STATISTIK
Dosen Pengampuh : Dr. Hendra Jaya, S.Pd., M.T
oleh: Sabila 1725041014
PENGOLAHAN DATA
A.
Pentingnya Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang banyak dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk
maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data itu dikumpulkan oleh sampel
yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit
analisis sebagai sasaran penelitian.
Tujuan
pengumpulan data dalam audit kinerja adalah untuk memperoleh bukti audit untuk
mendukung temuan audit. Dalam proses pengumpulan dan pengolahan data pada audit
kinerja dibedakan antara:
a)
Data adalah kumpulan bahan keterangan yang dapat
berwujud angka dan tidak berwujud angka.
b)
Informasi adalah data yang sudah diolah.
c)
Bukti adalah segala informasi yang digunakan
oleh auditor untuk menentukan apakah informasi terukur yang diauditnya memang
sesuai dengan kriteria (tolok ukur) yang ditetapkan.
d)
Bukti audit adalah bukti-bukti yang dikumpulkan
auditor selama audit berlangsung untuk mendukung simpulan audit.
B.
Sumber Data
Sumber data merupakan faktor penting
yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data
pada dasarnya terdiri dari.
1.
Data Primer
Data primer adalah data yang
dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui sumbernya dengan melakukan
penelitian ke objek yang diteliti (Umar, 2003 : 56). Data Primer merupakan
sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya (tidak melalui
perantara). Data primer dapat berupa opini/persepsi orang secara individual dan
kelompok serta hasil observasi terhadap suatu benda atau kegiatan. Ada dua
metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu: metode
survai dan metode observasi.
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang
tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus
melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan
menggunakan studi literature yang dilakukan terhadap banyak buku, diperoleh
berdasarkan catatan-catatan, diperoleh dari internet yang berhubungan dengan
penelitian (Sugiyono, 2005 : 62).
Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan yang disimpan (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak
dipublikasikan. Data sekunder bisa berupa data internal maupun eksternal
perusahaan. Data yang bersumber dari internal dapat berupa ketentuan,
kebijakan, data yang dihasilkan oleh sistem informasi yang diterapkan oleh
perusahaan.
Data dari hasil sistem informasi
adalah data yang telah tersedia dalam bentuk dokumen seperti laporan keuangan
tahunan/triwulan/bulanan, RKAP, RJPP, kebijakan direksi dan Iain-Iain. Data
dari sumber eksternal berupa dokumen yang diterbitkan oleh pihak eksternal dan
hasil kuesioner/wawancara yang diajukan oleh auditor kepada pihak eksternal
perusahaan.
C.
Jenis Data
Dari jenisnya, data yang menjadi bukti
audit dapat dibedakan menjadi bukti fisik, dokumenter, dan kesaksian
(testimonial).
1.
Bukti fisik adalah bukti yang berasal dari data
yang berupa objek atau benda-benda fisik, yaitu:
a.
Bukti-bukti audit yang berupa foto yang dibuat
oleh auditor dianggap sebagai bukti audit yang lebih meyakinkan daripada
penjelasan tertulis.
b.
Apabila pengamatan terhadap kondisi-kondisi
fisik akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan audit, maka bukti-bukti audit
harus bisa dikonfirmasikan. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan
oleh dua orang auditor, dan apabila mungkin didampingi oleh wakil dari auditan.
c.
Pembicaraan melalui telepon yang direkam dengan
persetujuan pembicara dapat dimasukkan ke dalam kelompok bukti fisik.
2.
Bukti dokumen adalah bukti yang berasal dari
data yang memuat apa, kapan, serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian,
yaitu:
a.
Bukti-bukti audit berupa dokumen, baik dalam
bentuk foto maupun elektronik yang dibuat oleh auditan adalah bentuk
bukti-bukti audit yang paling umum. Bukti-bukti audit, dapat berasal dari dalam
atau luar auditan.
b.
Bukti audit berupa dokumen yang berasal dari
luar, bisa berupa surat atau memorandum yang diterima oleh entitas, seperti
faktur-faktur, kontrak-kontrak, laporan-laporan audit dan laporan-laporan
lainnya yang berasal dari pihak ketiga.
c.
Bukti-bukti audit berupa dokumen yang berasal
dari dalam, dapat berupa catatan-catatan akuntansi, salinan surat-surat keluar,
uraian kerja {Job descriptions), rencana-rencana kerja, anggaran, laporan audit
oleh Satuan Auditor Intern, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur
yang ada, dan sebagainya.
3.
Bukti Subjek atau Testimonial adalah bukti yang
datanya berupa opini, sikap, pengalaman, dari seseorang ataupun kelompok yang
menjadi subjek. Bukti Subjek bisa diperoleh dari pernyataan-pernyataan yang
biasanya sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau interviu.
Pernyataan-pernyataan tersebut bisa berasal dari pegawai auditan, para ahli,
konsultan dan pihak-pihak lain yang dihubungi untuk memberikan bukti-bukti
audit tersebut. Konfirmasi terhadap bukti-bukti kesaksian sangat diperlukan,
antara lain dengan:
a.
menentukan pernyataan tertulis dari orang yang
diwawancarai.
b.
menilai bukti audit yang sama oleh sumber-sumber
atau orang-orang yang berbeda.
c.
melakukan cek ulang terhadap catatan-catatan
yang ada.
D.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data sebagaimana
telah dikemukakan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Reviu
Dokumen
Metode ini banyak digunakan dalam
tahap-tahap Audit Kinerja. Hasil reviu dokumen diharapkan dapat memberikan
gambaran sejauh mana suatu kondisi atau fakta dalam perusahaan memenuhi
kriteria yang ada. Beberapa kriteria dapat langsung terpenuhi dari ada atau
tidaknya suatu dokumen, namun ada beberapa kriteria yang hanya dapat terpenuhi
melalui analisis lebih lanjut. Untuk topik yang belum/tidak terdukung oleh
dokumen karena ketiadaan dokumen atau ketidakcukupan dokumen harus dilakukan
teknik lain misal kuesioner, wawancara, atau observasi.
2.
Survai melalui Kuesioner
Metode survai observasi seperti yang
disebutkan sebelumnya adalah metode pengumpulan data primer yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli. Metode survai merupakan metode yang
menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis, Metode tertulis mengunakan kuesioner
sebagai alat bantunya. Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan/pernyataan yang
telah disusun sebelumnya.
Kuesioner bertujuan mengumpulkan
informasi guna menjawab kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kuesioner
merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien apabila auditor mengetahui
dengan tepat variabel atau data penting apa yang ingin di peroleh dan bagaimana
cara mengukurnya. Namun demikian, meskipun perancangan kuesioner telah disusun
dengan sangat hati-hati, jelas dan tidak bias, kurangnya pengetahuan responden
mengenai permasalahan yang dipertanyakan akan sangat berpengaruh pada hasil
akhir kuesioner.
Dengan memahami bahwa perancangan
kuesioner merupakan hal yang kritis dalam perolehan informasi, diharapkan
kesalahan dalam perancangannya dapat diminimalisir. Sehubungan dengan evaluasi
Kinerja, kuesioner merupakan bagian dari metodologi evaluasi kinerja yang
dipakai mulai dari penilaian SPM (berupa check list) sampai penilaian capaian
kinerja. Adapun informasi yang ingin diperoleh melalui kuesioner adalah:
a.
Informasi yang tidak dapat diperoleh melalui
reviu dokumen ataupun observasi;
b.
Pendalaman dan/atau validasi, serta uji silang
dari informasi lain yang sudah diperoleh sebelumnya.
Mempertimbangkan manfaat, kelebihan, dan kekurangan dari kuesioner,
sangatlah penting untuk memperhatikan langkah-langkah dalam penyusunan
kuesioner sehingga tujuan pengumpulan informasi dapat diperoleh semaksimal
mungkin.
3.
Wawancara
Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dalam metode survai yang menggunakan pertanyaan secara lisan
kepada subjek pemeriksaan. Teknik wawancara dilakukan jika memerlukan
komunikasi atau hubungan dengan responden.
Data yang dikumpulkan umumnya berupa
masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontrovesial, sehingga
kemungkinan jika dilakukan dengan teknik kuesioner akan kurang memperoleh
tanggapan responden. Teknik wawancara dilakukan terutama untuk responden yang
tidak dapat membaca dan menulis, atau pertanyaan yang memerlukan pernjelasan
dari pewawancara atau memerlukan penerjemaahan. Hasil wawancara selanjutnya
dicatat oleh pewawancara sebagai data penelitan untuk bahan evaluasi.
Teknik wawancara dapat dilakukan
dengan cara tatap muka atau melalui telepon. Wawancara tatap muka dilakukan
antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan secara lisan dengan responden
yang menjawab pertanyaan secara lisan. Teknik ini memungkinkan untuk mengajukan
banyak pertanyaan dan memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan wawancara
melalui telepon.
Pertanyaan peneliti dan
jawabanjawaban dapat pula melalui telepon. Teknik ini dapat mengatasi kelemahan
wawancara tatap muka karena dapat mengumpulkan data dari responden yang letak
geografisnya terpencar dengan biaya relatif lebih murah dan diperoleh dengan
waktu yang relatif lebih cepat. Jumlah tenaga pengumpul data relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan tenaga yang diperlukan dalam wawancara tatap muka.
Namun kelemahan yang paling utama dari metode ini adalah masalah validitas
bukti apabila responden berbohong.
4.
Observasi
Metode pengumpulan data lainnya
adalah observasi, yaitu proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek
(benda) atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
dengan individu sebagai narasumber. Kelebihan metode ini dibandingkan dengan
metode survai bahwa data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih
akurat, dan menghasilkan data lebih rinci mengenai objek tertentu. Metode
observasi, meskipun demikian, tidak bebas dari kesalahan-kesalahan. Pengamat
kemungkinan memberikan catatan tambahan yang bersifat subjektif, seperti halnya
terjadinya bias karena pengaruh peran wawancara dalam metode survai.
E.
Kelebihan dan Kekurangan Teknik
Pengumpulan Data
1.
Teknik wawancara tatap muka
Kelebihan:
a.
Menghasilkan lebih banyak data
b.
Kontak langsung dengan responden, sehingga dapat
menanyakan masalah yang lebih kompleks, sensitif atau kontroversia
c.
Tingkat partisipasi responden relatif tinggi.
Kekurangan:
a.
Memungkinkan terjadinya bias pewawancaranya.
b.
Memerlukan biaya dan waktu yang relatif banyak,
jika jumlah responden (sample) relatif besar dan secara geografis letaknya
terpencar
2.
Teknik melalui telepon
Kelebihan:
a.
Waktu pengumpulan data responden relative cepat
dengan tenaga dan biaya yang relaif lebih murah
b.
Memperoleh tanggapan segera dari responden
setelah pewawancara dapat menghubungi lewat telepon
Kekurangan:
a.
Pewawancara tidak dapat mengamati ekspresi
responden saat memberikan tanggapan
b.
Responden setiap saat dapat menolak untuk
menanggapi pertanyaan dengan memutus hubungan telepon
c.
Durasi wawancara relaif terbatas
d.
Responden bukan merupakan sampel yang
responsentif mewakili semua lapisan masyarakat.
3.
Teknik kuesioner secara personal
Kelebihan:
a.
Dapat memberikan penjelasan pengenai tujuan
survai dan pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden.
b.
Tanggapan atas kuesioner dapat langsung
dikumpulkan setelah selesai diisi oleh responden
Kekurangan
a.
Waktu dan biaya pengumpulan data relatif banyak
jika responden yang harus dihubungi secara geografis terpencar.
b.
Memungkinkan terjadinya bias oleh survaior.
4.
Teknik kuisioner melalui pos
Kelebihan:
a.
Pengumpulan data responden yang secara geografis
terpencar memerlukan waktu dan biaya relatif sedikit dibandingkan dengan teknik
wawancara.
b.
Jumlah pertanyaan yang diajukan relatif lebih
banyak.
c.
Meminimalisasi kemungkinan terjadinya bias oleh
peneliti
Kekurangan:
a.
Tingkat tanggapan (response rate) responden
umumnya lebih rendah dibandingkan dengan teknik wawancara dan kusioner yang
dikumpulkan secara personal
b.
Tanggapan responden kemungkinan tidak sesuai
dengan konteks/maksud pertanyaan dalam kuesioner.
c.
Responden kemungkinan mengisi kuesioner secara
tidak lengkap.
5.
Teknik observasi langsung
Kelebihan:
a.
Terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal,
perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya pada saat kejadian tersebut berlaku, atau
pada saat perilaku tersebut terjadi.
b.
Data yang langsung mengenai perilaku yang
tipikal dari objek dapat dicatat segera, dan tidak menggantungkan data dari
ingatan seseorang.
c.
Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari
subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau
berkomunikasi secara verbal.
Kekurangan:
a.
Memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang relative
banyak
Comments
Post a Comment